border="0" "/>

MENU

[+] Open Visual Interface

Membangun jaringan Pemimpin

”Aduh pak..., jaringan saya sudah banyak tapi pada loyo-loyo semua”, Anda pernah mendapat pertanyaan seperti itu? Saya sudah tak terhitung. “Berapa jumlah jaringannya?”, saya tanya. “ Sudah belasan pak”, jawabnya mantap. Waaah, kalau begini sih bukan jaringannya yang loyo, dia yang loyo. Belum apa-apa sudah mulai mengeluh. Biasanya yang mengeluh seperti ini tidak paham kodrat bisnis. Salah satu kodrat bisnis ini adalah, hukum 80 : 20. Hanya 20 % anggota group yang menjadi leader. Tapi 20% anggota ini menghasilkan 80% omzet group. Sisanya ngapain? Macam-macam, ada yang menjalankan dengan konsisten tetapi tidak fokus dan ngotot. Mereka punya prinsip,”alon-alon waton kelakon” Artinya, perlahan-lahan aja, nanti juga sampai. Ada juga yang ’mengalir aja’, sometimes ketemu teman yang kira-kira butuh produk, presentasi. Sebagian diantara mereka juga bergabung hanya ingin menjadi konsumen, bahkan ada yang bergabung karena tidak enak hati kalau menolak.
Daripada resah memikirkan yang loyo, lebih baik mensponsori lebih banyak orang sehingga jumlah yang aktif akan bertambah. Dan jika kita konsisten pasti menemukan leader dahsyat. Selain itu, biasanya selalu ada jaringan yang tadinya loyo tetapi menjadi aktif karena melihat antusias dan semangat kita. Apalagi jika kita berhasil membuktikan kita mendapatkan manfaat besar dari bisnis ini. Membangunkan ’macan tidur’ juga bisa dilakukan dengan mengajak mereka ke pertemuan-pertemuan skala lebih besar . Biasanya design acara dan pembicara yang tampil jauh lebih baik dan bisa memberikan visi atau motivasi baru. Sering-sering aja mengajak ke pertemuan, karena kita tidak pernah tahu, di pertemuan yang mana jaringan kita menemukan momentumnya.
Tapi hati-hati dengan hukum 80 : 20 lho. Ada kalimat lagi di belakangnya. Kalau Anda membaca dengan kaca pembesar pasti terlihat berbunyi begini : ”jika Anda menjalankan sistem dengan benar”. Kalau kurang benar bisa jadi hanya 90 : 10. Kalau ngawur, sama saja dengan Anda kerja membabi buta. Kerja keras tetapi tidak pintar, seruduk sana seruduk sini. Anda tetap kerja sendirian selamanya.
Kita tidak bisa memberi apa yang kita tidak punya
Di jaringan saya sendiri maupun cross, saya sering mendengar keluhan yang berulang-ulang, tetapi sementara menyalahkan downline yang loyo, saya melihat dia sendiri tidak berupaya untuk tumbuh lebih baik. Tidak mengalami proses pembelajaran. Saya tahu mereka lebih hebat dari jaringannya karena mereka lebih dulu. Tetapi hal terpenting yang kita duplikasikan bukanlah apa yang kita ketahui atau kita miliki tetapi bagaimana cara kita mengetahui atau memiliki. Dengan kata lain menduplikasikan caranya. Sebagaimana peribahasa yang sudah umum dikenal,”Memberikan kail lebih baik daripada memberi ikan”.
Ilustrasinya begini, ada seorang bapak setiap hari menegur anaknya yang malas belajar. Tetapi giliran anak mau belajar, si bapak malah nonton TV sambil merokok. Si bapak mikir begini,”Saya khan sudah bekerja jadi tidak perlu belajar lagi”. Si anak merasa,”Bapak saja nggak pernah mau belajar, ngapain suruh-suruh saya belajar”. Wajar saja jika anak memberontak dan menduplikasi tindakan si bapak, ikut nonton TV bahkan merokok. Kalaupun terlihat belajar, hanya pura-pura sekedar menyenangkan orang tua. Memang bapak lebih pintar dari anak, tetapi karena tidak menunjukkan antusiasme terhadap belajar itu penting, anaknya juga tidak antusias terhadap belajar.
Segala sesuatu harus dimulai dari diri kita sendiri. Jika mengharapkan downline bisa bangkit, kita sendiri harus terus menerus menunjukkan proses bertumbuh menjadi lebih baik. Apakah kita sudah tumbuh menjadi pemimpin? Salah satu bukti pemimpin adalah mengalami pertumbuhan yang terus menerus. Orang Jepang menyebutnya ’KAIZEN’. Jika kita sendiri tidak mengalami proses pertumbuhan, dapat dipastikan kita bukan seorang pemimpin. Kalau kita belum tahu cara menjadi pemimpin bagaimana mungkin berharap bisa mencetak pemimpin?
Tunjukkan kepada jaringan, setiap bertemu dengan mereka, Anda adalah orang yang berbeda. Anda bisa lakukan misalnya dengan menceritakan beberapa pelajaran yang Anda petik dari buku. Anda juga bisa sharingkan pelajaran yang Anda dapatkan dari merenungkan pengalaman. Jika Anda menunjukkan perubahan lebih baik dan membagikan ilmu yang Anda dapatkan, jaringan akan melihat Anda begitu berharga untuk ditinggalkan. Andai tidak menyukai bisnis ini, ia tetap ingin bersama Anda untuk mendapatkan pelajaran kehidupan yang berharga. Saya berani memastikan, salah satu salah dua salah tiga bahkan salah banyak dari jaringan Anda akan menduplikasi Anda.
Mulailah dengan membangkitkan kepemimpinan dalam diri Anda. Beberapa buku John C Maxwell adalah buku terbaik untuk dipelajari, diantaranya”Mengembangkan kepemimpinan dalam diri Anda” dan ”Buatlah Orang Lain Merasa Sangat Berharga”. Untuk lebih gurih, Anda bisa melengkapi bacaan dengan buku Stephen Covey yang berjudul ” 7 Habits of Highly Effective People”.

Saya sudah on system, tapi jaringan saya tetap loyo?

Pertanyaan ini saya temui dari beberapa leader yang selangkah lebih maju, mengikuti hampir semua anjuran sistem tetapi sayang tidak memiliki keberanian untuk menduplikasi. Biasanya pertanyaan saya juga lebih maju,”Sudah berapa kali sharing dengan jaringan? Pertemuan-pertemuan apa yang dibuat untuk mendidik jaringan?”. Jawabannya sangat beragam tapi seperti yang sudah saya duga tetapi tetap mengejutkan adalah jawaban “Belum pernah sama sekali”, kata seorang leader *5. Bagaimana mungkin Anda mengharapkan panen jika tidak pernah menabur benihnya?
Jawaban yang nyaris sama juga saya dapatkan saat saya menanyakan, sudahkah promosi bussiness tools? Sudahkan habis-habisan promosi setiap pertemuan? Sudahkah promosi kaset atau buku yang dianjurkan? Saya tanyakan hal ini karena saya biasa mempromosikan dan menjual langsung alat-alat bantu yang tidak disediakan oleh stokis. Biasanya mereka selalu membelinya tetapi sayangnya hanya sa....tu...! Saya tunggu bulan berikutnya dan bulan berikutnya lagi ternyata tidak ada repeat order. Artinya jaringannya tidak belajar. Dari beberapa obrolan, saya bisa menemukan beberapa motif atau cara pandang yang melemahkan.
Pertama, pandangan yang menganggap pertumbuhan pribadi itu urusan pribadi masing-masing. Yang penting diri kita tumbuh, soal jaringan tidak tumbuh resiko tidak sukses tanggung sendiri. Karena pandangan ini, mereka hanya satu dua kali saja menunjukkan cara yang benar, kalau tidak mau ya sudah urusan masing-masing. Saya setuju leader memang harus dicari, tetapi hanya sebagian kecil leader yang bisa tumbuh dengan sendirinya. Selebihnya, banyak leader memiliki potensi terpendam yang mereka sendiri tidak bisa melihat apalagi membangkitkan. Dan itulah tugas kita sebagai pemimpin. Memberikan visi, motivasi dan teladan.
Kedua, kasihan melihat jaringan berkorban. Perasaan ini memang baik tetapi tidak benar. Untuk on sistem memang harus mengorbankan uang, tenaga, waktu dan perasaan. Dan itu memang syarat yang harus ditempuh untuk sukses. Kalau kita kasihan kemungkinan kita memiliki cara pandang yang kurang tepat. Mungkin kita menganggap ini adalah bisnis kita, sehingga tidak enak meminta pengorbanan jaringan. Bisa jadi kita tidak terlalu meyakini untuk sukses bisnis ini, karena itu muncul perasaan “jangan-jangan jaringan sudah berkorban tetapi tidak sukses”
Ketiga, prasangka negatif. Kadang-kadang leader sudah ‘pandai meramal’ apa yang terjadi. Misalnya saat saya promosi alat bantu saya tanya”Mengapa beli satu, beli minimal lima dong buat promosi ke jaringan”. Jawabannya,”Aduuh, jaringan saya tidak ada yang suka baca pak. Saya sudah coba, suliiiiit sekali”. Saya percaya apa yang disampaikan 100% benar. Saya sendiri mengalaminya. Tetapi manusia bukanlah ciptaan keadaan. Keadaan itulah ciptaan manusia. Bukan hal yang penting seberapa banyak yang tidak mau membaca. Jauh lebih penting adalah seberapa sering kita mencoba cara-cara baru untuk merubah penderita alergi buku berubah menjadi kutu buku?
Jika persepsi kita sudah negatif, kita pasti tidak bersemangat untuk menawarkan sesuatu. Orang yang menerima tawaran juga tidak merasakan antusiasme untuk menerima tawaran. Lalu untuk apa menerima tawaran membeli buku atau kaset jika itu tidak ‘menggairahkan’ untuk masa depan yang lebih baik? Setiap orang punya perasaan seperti itu, sekarang saatnya mengubah persepsi menjadi positif Saya sendiri tidak pernah mempertanyakan apakah buku/ kaset yang saya tawarkan dibeli atau tidak, yang penting ada stok dan mempromosikan terus menerus. Faktanya, saya selalu kekurangan. Alat bantu di tas saya selalu ludes kemanapun saya bertemu jaringan.
Mengapa untuk alat bantu tidak cukup mengarahkan ke stokis saja? Kebetulan pengalaman pribadi stokis atau substokis sering tidak lengkap menyediakan alat bantu. Tapi andaikata stokis lengkap pun, saya tetap membawa buku atau alat bantu lain yang saya rasa penting dipromosikan. Tentu dengan jumlah terbatas. Mengapa? Pertama, dengan membawa wujud fisik lebih mudah berpromosi. Kedua, ada time gap antara motivasi dan menunggu waktu belanja ke stokis. Biasanya kalau promosinya sudah masuk, jaringan termotivasi beli alat bantu mudah membuka dompetnya. Tapi jika harus menunggu beberapa hari atau lewat minggu, banyak yang membatalkannya.

Mengapa harus mengembangkan jaringan pemimpin?
Apa bedanya memiliki jaringan pemimpin atau pengikut bagi Anda?

  • Pengikut hanya menyampaikan hal-hal yang anda INGIN dengar. Tidak peduli benar atau salah. Pemimpin menyampaikan hal-hal yang HARUS anda dengar sekalipun itu menyakitkan. Jika Anda membangun jaringan artinya Anda dan jaringan akan menjalankan bisnis ini dengan benar karena ada banyak pemimpin yang saling mengingatkan.
  • Pengikut selalu menunggu arahan dari Anda dari yang paling ringan berbentuk saran sampai yang berat dalam bentuk perintah. Para pemimpin bisa menganalisis dan memutuskan untuk melakukan tindakan-tindakan yang penting untuk mewujudkan tujuan-tujuan bersama.
  • No leader = No asset, Jaringan leader = Asset = Passive Income
  •  Robert Kiyosaki dalam buku Business School : For People Who Like Helping the People mengatakan “The most important thing in building a well established network market is not product nor selling training, but how to improve the human within whose dream to achieve”.
Apa tujuan utama Anda mengajak prospek bergabung? 
Anda ingin mengajak sukses bersama bukan? Tidak ada bisnis yang menjamin sukses, jaminan sukses ada di dalam diri pribadi pemimpin. Sudah menjadi tanggungjawab Anda untuk menumbuhkan mereka yang ingin sukses untuk menjadi pemimpin-pemimpin baru yang juga mampu mencetak pemimpin di sekelilingnya.

Sangat bagus jika Anda memiliki dan membaca buku John C Maxwell berjudul “Mengembangkan kepemimpinan di sekeliling Anda”. Apakah wajib? TIDAK, bagi yang tidak ingin memiliki jaringan pemimpin.

”Aduh pak..., jaringan saya sudah banyak tapi pada loyo-loyo semua”, Anda pernah mendapat pertanyaan seperti itu? Saya sudah tak terhitung. “Berapa jumlah jaringannya?”, saya tanya. “ Sudah belasan pak”, jawabnya mantap. Waaah, kalau begini sih bukan jaringannya yang loyo, dia yang loyo. Belum apa-apa sudah mulai mengeluh. Biasanya yang mengeluh seperti ini tidak paham kodrat bisnis. Salah satu kodrat bisnis ini adalah, hukum 80 : 20. Hanya 20 % anggota group yang menjadi leader. Tapi 20% anggota ini menghasilkan 80% omzet group. Sisanya ngapain? Macam-macam, ada yang menjalankan dengan konsisten tetapi tidak fokus dan ngotot. Mereka punya prinsip,”alon-alon waton kelakon” Artinya, perlahan-lahan aja, nanti juga sampai. Ada juga yang ’mengalir aja’, sometimes ketemu teman yang kira-kira butuh produk, presentasi. Sebagian diantara mereka juga bergabung hanya ingin menjadi konsumen, bahkan ada yang bergabung karena tidak enak hati kalau menolak.
Daripada resah memikirkan yang loyo, lebih baik mensponsori lebih banyak orang sehingga jumlah yang aktif akan bertambah. Dan jika kita konsisten pasti menemukan leader dahsyat. Selain itu, biasanya selalu ada jaringan yang tadinya loyo tetapi menjadi aktif karena melihat antusias dan semangat kita. Apalagi jika kita berhasil membuktikan kita mendapatkan manfaat besar dari bisnis ini. Membangunkan ’macan tidur’ juga bisa dilakukan dengan mengajak mereka ke pertemuan-pertemuan skala lebih besar . Biasanya design acara dan pembicara yang tampil jauh lebih baik dan bisa memberikan visi atau motivasi baru. Sering-sering aja mengajak ke pertemuan, karena kita tidak pernah tahu, di pertemuan yang mana jaringan kita menemukan momentumnya.
Tapi hati-hati dengan hukum 80 : 20 lho. Ada kalimat lagi di belakangnya. Kalau Anda membaca dengan kaca pembesar pasti terlihat berbunyi begini : ”jika Anda menjalankan sistem dengan benar”. Kalau kurang benar bisa jadi hanya 90 : 10. Kalau ngawur, sama saja dengan Anda kerja membabi buta. Kerja keras tetapi tidak pintar, seruduk sana seruduk sini. Anda tetap kerja sendirian selamanya.
Kita tidak bisa memberi apa yang kita tidak punya
Di jaringan saya sendiri maupun cross, saya sering mendengar keluhan yang berulang-ulang, tetapi sementara menyalahkan downline yang loyo, saya melihat dia sendiri tidak berupaya untuk tumbuh lebih baik. Tidak mengalami proses pembelajaran. Saya tahu mereka lebih hebat dari jaringannya karena mereka lebih dulu. Tetapi hal terpenting yang kita duplikasikan bukanlah apa yang kita ketahui atau kita miliki tetapi bagaimana cara kita mengetahui atau memiliki. Dengan kata lain menduplikasikan caranya. Sebagaimana peribahasa yang sudah umum dikenal,”Memberikan kail lebih baik daripada memberi ikan”.
Ilustrasinya begini, ada seorang bapak setiap hari menegur anaknya yang malas belajar. Tetapi giliran anak mau belajar, si bapak malah nonton TV sambil merokok. Si bapak mikir begini,”Saya khan sudah bekerja jadi tidak perlu belajar lagi”. Si anak merasa,”Bapak saja nggak pernah mau belajar, ngapain suruh-suruh saya belajar”. Wajar saja jika anak memberontak dan menduplikasi tindakan si bapak, ikut nonton TV bahkan merokok. Kalaupun terlihat belajar, hanya pura-pura sekedar menyenangkan orang tua. Memang bapak lebih pintar dari anak, tetapi karena tidak menunjukkan antusiasme terhadap belajar itu penting, anaknya juga tidak antusias terhadap belajar.
Segala sesuatu harus dimulai dari diri kita sendiri. Jika mengharapkan downline bisa bangkit, kita sendiri harus terus menerus menunjukkan proses bertumbuh menjadi lebih baik. Apakah kita sudah tumbuh menjadi pemimpin? Salah satu bukti pemimpin adalah mengalami pertumbuhan yang terus menerus. Orang Jepang menyebutnya ’KAIZEN’. Jika kita sendiri tidak mengalami proses pertumbuhan, dapat dipastikan kita bukan seorang pemimpin. Kalau kita belum tahu cara menjadi pemimpin bagaimana mungkin berharap bisa mencetak pemimpin?
Tunjukkan kepada jaringan, setiap bertemu dengan mereka, Anda adalah orang yang berbeda. Anda bisa lakukan misalnya dengan menceritakan beberapa pelajaran yang Anda petik dari buku. Anda juga bisa sharingkan pelajaran yang Anda dapatkan dari merenungkan pengalaman. Jika Anda menunjukkan perubahan lebih baik dan membagikan ilmu yang Anda dapatkan, jaringan akan melihat Anda begitu berharga untuk ditinggalkan. Andai tidak menyukai bisnis ini, ia tetap ingin bersama Anda untuk mendapatkan pelajaran kehidupan yang berharga. Saya berani memastikan, salah satu salah dua salah tiga bahkan salah banyak dari jaringan Anda akan menduplikasi Anda.
Mulailah dengan membangkitkan kepemimpinan dalam diri Anda. Beberapa buku John C Maxwell adalah buku terbaik untuk dipelajari, diantaranya”Mengembangkan kepemimpinan dalam diri Anda” dan ”Buatlah Orang Lain Merasa Sangat Berharga”. Untuk lebih gurih, Anda bisa melengkapi bacaan dengan buku Stephen Covey yang berjudul ” 7 Habits of Highly Effective People”.

Saya sudah on system, tapi jaringan saya tetap loyo?

Pertanyaan ini saya temui dari beberapa leader yang selangkah lebih maju, mengikuti hampir semua anjuran sistem tetapi sayang tidak memiliki keberanian untuk menduplikasi. Biasanya pertanyaan saya juga lebih maju,”Sudah berapa kali sharing dengan jaringan? Pertemuan-pertemuan apa yang dibuat untuk mendidik jaringan?”. Jawabannya sangat beragam tapi seperti yang sudah saya duga tetapi tetap mengejutkan adalah jawaban “Belum pernah sama sekali”, kata seorang leader *5. Bagaimana mungkin Anda mengharapkan panen jika tidak pernah menabur benihnya?
Jawaban yang nyaris sama juga saya dapatkan saat saya menanyakan, sudahkah promosi bussiness tools? Sudahkan habis-habisan promosi setiap pertemuan? Sudahkah promosi kaset atau buku yang dianjurkan? Saya tanyakan hal ini karena saya biasa mempromosikan dan menjual langsung alat-alat bantu yang tidak disediakan oleh stokis. Biasanya mereka selalu membelinya tetapi sayangnya hanya sa....tu...! Saya tunggu bulan berikutnya dan bulan berikutnya lagi ternyata tidak ada repeat order. Artinya jaringannya tidak belajar. Dari beberapa obrolan, saya bisa menemukan beberapa motif atau cara pandang yang melemahkan.
Pertama, pandangan yang menganggap pertumbuhan pribadi itu urusan pribadi masing-masing. Yang penting diri kita tumbuh, soal jaringan tidak tumbuh resiko tidak sukses tanggung sendiri. Karena pandangan ini, mereka hanya satu dua kali saja menunjukkan cara yang benar, kalau tidak mau ya sudah urusan masing-masing. Saya setuju leader memang harus dicari, tetapi hanya sebagian kecil leader yang bisa tumbuh dengan sendirinya. Selebihnya, banyak leader memiliki potensi terpendam yang mereka sendiri tidak bisa melihat apalagi membangkitkan. Dan itulah tugas kita sebagai pemimpin. Memberikan visi, motivasi dan teladan.
Kedua, kasihan melihat jaringan berkorban. Perasaan ini memang baik tetapi tidak benar. Untuk on sistem memang harus mengorbankan uang, tenaga, waktu dan perasaan. Dan itu memang syarat yang harus ditempuh untuk sukses. Kalau kita kasihan kemungkinan kita memiliki cara pandang yang kurang tepat. Mungkin kita menganggap ini adalah bisnis kita, sehingga tidak enak meminta pengorbanan jaringan. Bisa jadi kita tidak terlalu meyakini untuk sukses bisnis ini, karena itu muncul perasaan “jangan-jangan jaringan sudah berkorban tetapi tidak sukses”
Ketiga, prasangka negatif. Kadang-kadang leader sudah ‘pandai meramal’ apa yang terjadi. Misalnya saat saya promosi alat bantu saya tanya”Mengapa beli satu, beli minimal lima dong buat promosi ke jaringan”. Jawabannya,”Aduuh, jaringan saya tidak ada yang suka baca pak. Saya sudah coba, suliiiiit sekali”. Saya percaya apa yang disampaikan 100% benar. Saya sendiri mengalaminya. Tetapi manusia bukanlah ciptaan keadaan. Keadaan itulah ciptaan manusia. Bukan hal yang penting seberapa banyak yang tidak mau membaca. Jauh lebih penting adalah seberapa sering kita mencoba cara-cara baru untuk merubah penderita alergi buku berubah menjadi kutu buku?
Jika persepsi kita sudah negatif, kita pasti tidak bersemangat untuk menawarkan sesuatu. Orang yang menerima tawaran juga tidak merasakan antusiasme untuk menerima tawaran. Lalu untuk apa menerima tawaran membeli buku atau kaset jika itu tidak ‘menggairahkan’ untuk masa depan yang lebih baik? Setiap orang punya perasaan seperti itu, sekarang saatnya mengubah persepsi menjadi positif Saya sendiri tidak pernah mempertanyakan apakah buku/ kaset yang saya tawarkan dibeli atau tidak, yang penting ada stok dan mempromosikan terus menerus. Faktanya, saya selalu kekurangan. Alat bantu di tas saya selalu ludes kemanapun saya bertemu jaringan.
Mengapa untuk alat bantu tidak cukup mengarahkan ke stokis saja? Kebetulan pengalaman pribadi stokis atau substokis sering tidak lengkap menyediakan alat bantu. Tapi andaikata stokis lengkap pun, saya tetap membawa buku atau alat bantu lain yang saya rasa penting dipromosikan. Tentu dengan jumlah terbatas. Mengapa? Pertama, dengan membawa wujud fisik lebih mudah berpromosi. Kedua, ada time gap antara motivasi dan menunggu waktu belanja ke stokis. Biasanya kalau promosinya sudah masuk, jaringan termotivasi beli alat bantu mudah membuka dompetnya. Tapi jika harus menunggu beberapa hari atau lewat minggu, banyak yang membatalkannya.

Mengapa harus mengembangkan jaringan pemimpin?
Apa bedanya memiliki jaringan pemimpin atau pengikut bagi Anda?

  • Pengikut hanya menyampaikan hal-hal yang anda INGIN dengar. Tidak peduli benar atau salah. Pemimpin menyampaikan hal-hal yang HARUS anda dengar sekalipun itu menyakitkan. Jika Anda membangun jaringan artinya Anda dan jaringan akan menjalankan bisnis ini dengan benar karena ada banyak pemimpin yang saling mengingatkan.
  • Pengikut selalu menunggu arahan dari Anda dari yang paling ringan berbentuk saran sampai yang berat dalam bentuk perintah. Para pemimpin bisa menganalisis dan memutuskan untuk melakukan tindakan-tindakan yang penting untuk mewujudkan tujuan-tujuan bersama.
  • No leader = No asset, Jaringan leader = Asset = Passive Income
  •  Robert Kiyosaki dalam buku Business School : For People Who Like Helping the People mengatakan “The most important thing in building a well established network market is not product nor selling training, but how to improve the human within whose dream to achieve”.
Apa tujuan utama Anda mengajak prospek bergabung? 
Anda ingin mengajak sukses bersama bukan? Tidak ada bisnis yang menjamin sukses, jaminan sukses ada di dalam diri pribadi pemimpin. Sudah menjadi tanggungjawab Anda untuk menumbuhkan mereka yang ingin sukses untuk menjadi pemimpin-pemimpin baru yang juga mampu mencetak pemimpin di sekelilingnya.

Sangat bagus jika Anda memiliki dan membaca buku John C Maxwell berjudul “Mengembangkan kepemimpinan di sekeliling Anda”. Apakah wajib? TIDAK, bagi yang tidak ingin memiliki jaringan pemimpin.

0 komentar:

Sekedar catatan:



Kotak pada kolom blok komentar ini masih kosong. Maka merupakan suatu kehormatan jika sobat menjadi orang yang paling pertama menuliskan komentar, baik berupa pujian, masukan, kritikan, maupun pertanyaan di kolom komentar yang terletak di bawah kotak ini.

Tak ada yang bisa saya berikan selain ucapan terima kasih karena telah memberikan apresiasi terhadap artikel-artikelKampung Cibodas

Posting Komentar

Bisnis / Investasi Online

Bang Itok

Bang Itok